Senin, 17 November 2014

INTERAKSI SOSIAL



Berikut ini beberapa Pengertian Interaksi Sosial yang dikemukakan oleh para ahli:
  • Macionis: Interaksi sosial adalah proses bertindak (aksi) dan membalas tindakan (reaksi) yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan orang lain.
  • Broom dan Selznic: Interaksi sosial adalah proses bertindak yang dilandasi oleh kesadaran adanya orang lain dan proses menyesuaikan respon (tindakan balasan) sesuai dengan tindakan orang lain.
  • Kimball Young dan Raymond W. Mack: Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antarindividu, antara individu dengan kelompok maupun antara kelompok dengan kelompok lainnya.
  • Soerjono Soekanto: Interaksi sosial adalah proses sosial mengenai cara-cara berhubungan yang dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta menentukan sistem dan hubungan sosial.
Jadi, dari beberapa pengertian interaksi sosial yang dikemukan oleh para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah proses dimana orang-orang menjalin kontak dan berkomunikasi dan saling pengaruh mempengaruhi dalam pikiran ataupun tindakan. Berdasarkan pengertian ini pula, interaksi sosial tidak lain adalah sebuah proses sosial.

Hubungan Sosial Siswa
Manusia adalah makhluk sosial. Karena kesosialannya, dan berdasarkan kodratnya, maka ia tidak pernah hidup seorang diri. Manusia harus membutuhkan orang lain agar bisa berinteraksi.  Memerlukan orang lain adalah sebuah kebutuhan mendasar dalam hidup manusia, demi tercapainya kebutuhan yang lain. Upaya manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya dilaksanakan melalui suatu proses yang disebut interaksi sosial. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok dengan masyarakat.[1][2]
Peserta didik dalam sebuah lembaga pendidikan pun harus mengalami dan melalui hal yang sama. Dalam menjalankan tugas utamanya ia juga harus berinteraksi dengan orang lain baik itu dengan para pendidik, maupun dengan sesama rekan seperjuanganya. Ia harus belajar untuk mengenal siapakah para pendidiknya, dan siapakah rekan sekerjanya. Dengan demikian, ia akan semakin pasti dalam menjalankan aktivitas keseharianya. Karena di dalam interaksi tersebut, ia memperoleh banyak nilai yang bisa membangun keperibadianya.
Nilai-nilai dimaksud adalah misalnya; pertama, ia disadarkan bahwa manusia harus membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Tidak ada satu orang pun yang hidup sendirian. Kedua, dengan berelasi dengan orang lain, ia belajar mengenal dan memahami karakter kepribadian orang lain. Ketiga, dengan berelasi dengan orang lain, ia semakin diperkaya oleh kelebihan yang dimiliki orang lain. Keempat, dengan berelasi dengan rekan seperjuangan, ia belajar mengenal dan memahami kepribadiannya, khususnya pada tingkat usianya, dengan berbagai persoalan dan konsekuensi yang harus dihadapinya.


            Interaksi sosial adalah sebuah proses dimana orang-orang yang berkomunikasi saling mempengaruhi dalam alam pikiran dan tindakan. Definisi ini menunjukkan bahwa dalam interaksi sosial terdapat pengaruh timbal balik antarindividu. Misalnya, sebuah diskusi yang dilakukan oleh si A dan si B. Jika si A berbicara, maka si B sebagai pendengarnya. Sebaliknya, jika si B berbicara, si A sebagai pendengarnya. Dalam diskusi tersebut terjadi proses saling mempengaruhi.
            Sekolah sebagai lembaga pendidikan atau lembaga akademik pun diharapkan demikian. Sekolah harus hadir sebagai sarana yang pantas bagi para peserta didik dalam menimbah pengetahuan. Dengan para pendidik dan sarana pendidikan yang ada, sekolah diharapkan membawa pengaruh bagi perkembangan kepribadian para peserta didik demi tercapainya kematangan, baik dari segi ilmu pengetahuan, moralitas, dan sosialitasnya. Karena kita sadar bahwa seorang manusia tidak bisa hidup seorang diri saja, tetapi kapan dan di manapun ia berada, dia tetap membutuhkan orang lain sebagai rekan hidupnya.
            Jika sekolah sebagai lembaga pendidikan memberikan yang terbaik bagi para peserta didiknya, maka sekolah telah memainkan perannya secara tepat den benar. Tetapi, jika peserta didik berperilaku sebaliknya, maka sekolah perlu mengkaji kembali apa yang telah dilakukan, agar interaksi sosial itu bisa berjalan secara benar dalam kehidupan sosial.
Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain.[1] Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.[1]
Kepribadian menunjuk pada pengaturan sikap-sikap seseorang untuk berbuat, berpikir, dan merasakan, khususnya apabila dia berhubungan dengan orang lain atau menanggapi suatu keadaan. Kepribadian mencakup kebiasaan, sikap, dan sifat yang dimiliki seseorang apabila berhubungan dengan orang lain. Konsep kepribadian merupakan konsep yang sangat luas, sehingga sulit untuk merumuskan satu definisi yang dapat mencakup keseluruhannya.
               
Oleh karena itu, pengertian dari satu ahli dengan yang lainnya pun juga berbeda-beda. Namun demikian, definisi yang berbeda-beda tersebut saling melengkapi dan memperkaya pemahaman kita tentang konsep kepribadian. Apakah kepribadian itu? Secara umum yang dimaksud kepribadian adalah sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang yang membedakan dengan orang lain.

Untuk memahami lebih jauh mengenai pengertian kepribadian, berikut ini definisi yang dipaparkan oleh beberapa ahli.

a. M.A.W. Brower
Kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini, dan sikap-sikap seseorang.

b. Koentjaraningrat
Kepribadian adalah suatu susunan dari unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan seseorang.

c. Theodore R. Newcomb
Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.

d. Yinger
Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.

e. Roucek dan Warren
Kepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku seseorang. Dari pengertian yang diungkapkan oleh para ahli di atas, dapat kita simpulkan secara sederhana bahwa yang dimaksud kepribadian (personality) merupakan ciri-ciri dan sifat-sifat khas yang mewakili sikap atau tabiat seseorang, yang mencakup polapola pemikiran dan perasaan, konsep diri, perangai, dan mentalitas yang umumnya sejalan dengan kebiasaan umum.
BY ABDUL RAHMAN RAZIK FKIP PKN ANGKATAN 2011


0 komentar:

Posting Komentar