I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses
pembelajaran, pemberian pengetahuan, keterampilan dan sikap melalui pikiran,
karakter serta kapasitas fisik dengan menggunakan pranata-pranata agar tujuan
yang ingin dicapai dapat dipenuhi. Pendidikan dapat diperoleh melalui lembaga
formal dan informal. Penyampaian kebudayaan melalui lembaga informal tersebut
dilakukan melalui enkulturasi semenjak kecil di dalam lingkungan keluarganya.
Dalam masyarakat yang sangat kompleks, terspesialisasi dan berubah cepat, pendidikan
memiliki fungsi yang sangat besar dalam memahami kebudayaan sebagai satu
keseluruhan.
Dengan makin cepatnya perubahan kebudayaan, maka makin
banyak diperlukan waktu untuk memahami kebudayaannya sendiri. Hal ini membuat
kebudayaan di masa depan tidak dapat diramalkan secara pasti, sehingga dalam
mempelajari kebudayaan baru diperlukan metode baru untuk mempelajarinya. Dalam
hal ini pendidik dan antropolog harus saling bekerja sama, dimana keduanya
sama-sama memiliki peran yang penting dan saling berhubungan. Pendidikan
bersifat konservatif yang bertujuan mengekalkan hasil-hasil prestasi
kebudayaan, yang dilakukan oleh pemuda-pemudi sehinga dapat menyesuaikan diri
pada kejadian-kejadian yang dapat diantisipasikan di dalam dan diluar
kebudayaan serta merintis jalan untuk melakukan perubahan terhadap kebudayaan.
B.
Rumusan Masalah
Adapun masalah yang ingin diajukan penulis pada
makalah ini yaitu :
A.
Apa Pengertian Antropologi ?
B.
Bagaimana Sejarah dan
Perkembangan Antropologi ?
C.
Apa tujuan dan kegunaan Antropologi
?
D.
Apa Istilah – istilah lain
Antropologi ?
E.
Apa Hubungan antara Antropologi
dengan sosiologi dan ilmu – ilmu lainnya ?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan
makalah ini yaitu :
A.
Untuk mengenal Pengertian Antropologi.
B.
Untuk mengenal Sejarah dan
Perkembangan Antropologi.
C.
Untuk mengetahui tujuan dan kegunaan
Antropologi.
D.
Untuk mengetahui Istilah –
istilah lain Antropologi.
E.
Untuk mengetahui Hubungan
antara Antropologi dengan sosiologi dan ilmu – ilmu lainnya.
D.
Manfaat
Hasil
penulisan makalah ini diharapkan mempunyai manfaat teoritis dan manfaat
praktif, sebagai berikut :
A.
Menjadi bahan tambahan untuk
perkuliahan mahasiswa dan dosen pengajar
B.
Sebagai literatur materi khusus Antropologi Budaya
C.
Bermanfaat bagi pembaca dan memberi
pengetahuan
II. PEMBAHASAN
Pengertian, Ruang Lingkup dan Perkembangan Antropologi
A. Pengertian Antropologi
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial
yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal
dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri
fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.
Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang
merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang
tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi
lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.
Antropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος
(baca: anthropos) yang berarti "manusia" atau
"orang", dan logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari
manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.
Antropologi memiliki dua sisi holistik dimana
meneliti manusia pada tiap waktu dan tiap dimensi kemanusiaannya. Arus utama
inilah yang secara tradisional memisahkan antropologi dari disiplin ilmu
kemanusiaan lainnya yang menekankan pada perbandingan/perbedaan budaya antar
manusia. Walaupun begitu sisi ini banyak diperdebatkan dan menjadi kontroversi
sehingga metode antropologi sekarang seringkali dilakukan pada pemusatan
penelitian pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal.
Definisi Antropologi menurut para ahli
- William A. Havilland: Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
- David Hunter:Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.
- Koentjaraningrat: Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
Dari definisi-definisi tersebut, dapat disusun pengertian
sederhana antropologi, yaitu sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi
keanekaragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berprilaku,
tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkan sehingga setiap manusia yang satu
dengan yang lainnya berbeda-beda. Dengan, demikian antropologi merupakan
hal yang mempelajari seluk-beluk yang terjadi dalam kehidupan manusia.Dapat
dilihat dari perkembangan pada masa saat ini, yang merupakan salah dari
fenomena- fenomena yang terjadi ditengah- tengah masyarakat sekarang ini.
1.
Antropologi Fisik
Antropologi fisik mempelajari manusia
sebagai organisme biologis yang melacak perkembangan manusia menurut evolusinya
dan menyelidiki variasi biologisnya dalam berbagai jenis (spesies). Contoh :
Para antropologi
umumnya memiliki anggapan bahwa nenek moyang manusia adalah sejenis kera dan
monyet, karena memiliki kemiripan-kemiripan tertentu.
a. Paleoantropologi
Merupakan ilmu tentang asal-usul atau
soal terjadinya evolusi makhluk hidup manusia dengan mempergunakan bahan
penelitian melalui sisa-sisa tubuh yang telah membatu, atau fosil-fosil manusia
dari zaman ke zaman yang tersimpan dalam lapisan bumi dan didapat dengan
berbagai penggalian.
b.
Antropologi Biologis
Merupakan bagian ilmu antropolgi yang
mempelajari suatu pengertian tenteng sejarah terjadinya aneka warna makhluk
manusia jika dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya, baik lahir (fenotipik),
seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, indeks tengkorak, bentuk muka,
warna mata, bentuk hidung, tinggi badan dan bentuk tubuh maupun sifat bagian
dalam (genotipik), seperti golongan darah dan sebagainya. Manusia dimuka bumi
ini terdapat beberapa golongan berdasarkan persamaan mengenai beberapa ciri
tubuh. Pengelompokkan seperti itu dalam ilmu antropologi disebut ras
2.
Antropologi Budaya
Antropologi Budaya memfokuskan perhatiannya pada
kebudayaan manusia ataupun cara hidupnya dalam masyarakat. Menurut Haviland
(1999:12) caban antropologi budaya ini dibagi-bagi lagi menjadi tiga bagian,
yakni antropologi prehistori, etnolinguistik, dan etnologi. Untuk memahami
pekerjaan para ahli antropologi budaya, kita harus tahu tentang hakikat
kebudayaan, menyangkut konsep kebudayaan, dan karakteristiknya; bahasa dan
komunikasi, menyangkut hakikat bahasa dan bahasa dalam kerangka kebudayaan;
serta kebudayaan dan kepribadian.
Antropologi budaya juga
merupakan studi tentang praktik-praktik sosial,bentuk-bentuk
ekspresif, dan penggunaan bahasa, dimana makna diciptakan dan diuji sebelum
digunakan oleh masyarakat manusia.
a.
Antropologi prehistori
Merupakan ilmu tentang perkembangan dan
penyebaran semua kebudayaan manusia sejak sebelum manusia mengenal tulisan atau
huruf. Dalam ilmu sejarah, seluruh waktu dari perkembangan kebudayaan umat
manusia mulai saat terjadinya mmakhluk manusia, yaitu kira-kira 800.000
tahunyang lalu hingga sekarang, dibagi menjadi dua bagian yakni masa sebelum
mengenal tulisan atau huruf, dan masa setelah manusia mengenal tulisan atau
huruf. Subilmu prehistori ini sering disebut ilmu arkeologi. Di sini ilmu
arkeologi sebenarnya adalah sejarah kebudayaan dari zaman prehistori
b.
Etnolinguistik atau
Antropologi Linguistik
Suatu ilmu yang berkaitan dengan ilmu
antropologi dengan berbagai metode analisis kebudayaan yang berupa daftar
kata-kata, pelukisan tentang ciri dan tata bahasa dari beratus-ratus bahasa
suku bangsa yang tersebar di berbagai tempat di muka bumi ini. Dari bahan ini
telah berkembang ke berbagai macam metode analisis kebudayaan, serta berbagai
metode untuk menganalisis dan mencatat bahasa-bahasa yang tidak mengenal
tulisan. Semua bahan dan metode tersebut sekarang telah terolah, juga ilmu
linguistic umum. Walaupun demikian, ilmu etnolinguistik di berbagai pusat
ilmiah di dunia masih tetap berkaitan erat dengan ilmu antropologi, bahkan
merupakan bagian dari ilmu antropologi.
c.
Etnologi
Merupakan bagian ilmu antropologi tentang
asas-asas manusia, mempelajari kebudayaan-kebudayaan dalam kehidupan masyarakat
dari bangsa-bangsa tertentu yang tersebar di muka bumi pada masa sekarang.
B. Sejarah dan
Perkembangan Antropologi
Disiplin antropologi merupakan peradaban barat. Dari lembaga-lembaga antropologi
etnografi, lahirlah Antropologi untuk pertama kali. Misalnya, lembaga Society Etnogiqui
(Paris) 1839 oleh M.Edwards,The Etnological Society (London) oleh T.Hodgokin
(anti perbudakan .Tujuan lembaga tersebut sebagai pusat pengumpulan dan studi
bahan etnografi yang berasal dari banyak kebudayaan di dunia.Dua puluh lima
tahun kemudian (1874) di London diterbitkan buku Notes and Queries in
Anthropologi yang dipergunakan untuk menyusun pedoman dalam pengumpulan
etnografi secara teliti.
Etnografi (ilmu tentang bangsa-bangsa) resmi diakui dunia
tahun 1884 dengan diadakannya mata kuliah etnologi di universitas
Oxford,inggris dengan E.B Tylor (ahli arkeologi peradaban yunani dan
romawi kuno) sebagai dosen pertama. Di amerika serikat,etnologi resmi
diakuidengan dibukanya Department of archeology and ethnologi di universitas
Harvard tahun 1888.Dalam perkembamgannya ,lembaga etnologi di amerika terdesak
dengan istilah antropologi sebagai ilmu tentang manusia dalam segala
aspeknya,baik fisik maupun budayanya dari manusia dahulu sampai sekarang.
Lewis H Morgan (1818-1881) adalah perintis dan pelopor
yang paling berpengaruh dalam ilmu antropologi dengan karya terbesarnya yang
berjudul Ancient Society (1877) yang melukiskan proses masyarakat dan
kebudayaan melalui delapan tingkat evolusi kebudayaan yang
universal (zaman liar tua,zaman liar madya,zaman liar muda,zaman
barbar tua,zaman barbar madya,zaman barbar muda,zaman peradaban baru,zaman
perdaban masakini). Namun teori Morgan dikecam keras oleh antropolog inggris
maupun amerika,sehingga tidak diakui dunia.sedangkan di uni soviet teori Morgan
popular karena bersesuaian debgan ajaran Karl Marx dan F Engels mengenai
evolusi masyarakat manusia .
Yang diakui sebagai bapak antropologi adalah Franz Boas
yaitu antropolog kelahiran jerman ahli geografi yang menulis buku The Centural
Eskimo (1888). Boas pun telah meletakkan konsepsi dasar yang sampai sekarang
dianut oleh hampir seluruh universitas di amerika serikat yaitu kesatuan dari
semua ilmu tentang manusia dan kebudayaan,yaitu ilmu paleoantropologi, antropologi fisik, arkeologi prasejarah. Etnolinguistik, dan antropologi budaya yang menjadi
sub ilmu antropologi. Boas mengatakan bahwa ada perbedaan antara pencatat dan
pengumpul bahan di daerah dan ahli pikir yang menganalisis bahan,jadi ahli
etnografi yaitu juru catat saja sedangkan sarjana etnologi mahir dalam
teori-teori mengenai seluk beluk masyarakt dan kebudayaan manusia.
Dalam buku antropologi sosial karya E.E.Evans
Pritchard dijelaskan bahwa etnologi dan antropologi sosial memiliki tujuan yang
berbeda walauupun kajiannya sama.tugas etnologi ialah mengelompokan manusia
berdasarkan cirri-ciri ras dan kebudayaan mereka dan kemudian menguraiukan tentang
penyebaran pada masa ini atau masa lalu melalui pergerakan dan percampuran
manusia serta difusi kebudayaan.Sedangkan antropolgi sosial mempunyai tugas
mengkaji tingkah laku sosial umumnya dalam bentuk yang telah dilembagakan
seperti persaudaraan,sistem kekeluargaan,organisasi politik,tatacara hubungan
antara semua lembaga tersebut. Manusia primitive ( masyarakat yang kurang maju
dari kita dalam beberapa aspek,tetapi mereka sering kali lebih maju di bidang
lainnya ).Manusia primitive (savage) inilah pada abad 18 sangat menarik
perhatian para filsafah,himgga pada abad ke 19 ahli antropolog juga meminatinya
karena manusia primitive memaparkan institusi2 di dalam bentuk yang paling
sederhana,kebudayaan yang beragam dan masyarakat primitive lebih cepat berubah
bahkan terhapus.Sistem-sistem sosial yang semakin pupus ini adalah variasi
struktur yang unik.
Dalam
antropologi terdapat 4 fase yang terjadi dalam perkembangan antropologi sebagai
ilmu, yaitu:
1.
Fase pertama
Fase
ini terjadi sebelum tahun 1800, sekitar akhir abad 15 hingga awal abad 16 orang
eropa mulai mengelilingi wilayah wilayah dikawasan Asia, Afrika dan Amerika,
sejak saat dalam perkembanganya permukaan bumi ini mulai terkena pengaruh
Negara-negara Eropa Barat. Dalam perkembanganya mulai terkumpul catatan, buah
cerita laporan dan buku-buku kisah cerita dari para musafir, pelaut, pendeta
penyiar agama dan pegawai pemerintah jajahan mengenai wilayah yang mereka
datangi. Dalam buku-buku itu termuat mengenai deskripsi bangsa-bangsa yang
terdapat di Afrika, Asia, Oseania dan suku-suku bangsa lainnya. Bahan-bahan
deskripsi tersebut sangat menarik perhatian bangsa Eropa karena perbedaan dari
wilayah yang dikunjungi dengan adat istiadat, bahasa, susunan masyarakat dan
cirri-ciri fisik bangsa-bangsa Eropa Barat.
Bahan-bahan
pengetahuan tadi disebut etnografi, atau seskripsi tentang bangsa-bangsa.
Deskripsai yang diperoleh tadi biasanya tidak begitu teliti sehingga seringkali
bersifat kabur, dan kebanyakan hanya memperhatikan hal yang menurut orang Eropa
nampak aneh saja, walau ada pula karangan-karangan yang baik dan bersifat lebih
teliti.
Dari
keanehannya, maka bahan etnografi tadi amat menarik perhatian kaum terpelajar
di Eropa Barat sejak abad ke 18. Kemudian dalam pandangan orang Eropa munculah
pertentyangan terhadap bangsa Amerika, Afrika Asia dan juga Oseania tadi,
yaitu: sebagian orang eropa menganggap bahwa mereka keturunan iblis dan bukan
bangsa yang merupakan keturunan manusia, adajuga yang menganggap mereka
merupakan bangsa yang masih murni yang belum tersentuh olehkejahatan, dan yang
terakhir sebagian orang Eropa tertarik akan adat-istiadat dan ulai mengumpulkan
benda-benda kebudayaan asal Amerika, Afrika, Oseania dan Asia sehingga muncul
museum-museum kebudayaan luar Eropa.
Pada
awal abad ke-19 pehartian terhadap himpunan pengetahuan tentang masyarakat,
adat istiadat dan cirri-ciri fisik bangsa-bangsa di luar Eropa dari pihak dunia
ilmiah menjadi sangat besar, demikian besarnya sehingga timbul usaha-usaha
pertama dari dunia ilmiah untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan
pengetahuan etnografi tadi menjadi satu.
2.
Fase Kedua
Masa
ini berlangsung pada pertengahan abad ke-19, pada mas ini mulai muncul
tulisan-tulisan ataupun berupa karangan yang menyusun bahan etnhografi tersebut
berdasarkan cara berikir evolusi masyarakat. Secara singkat kerangka berfikir
tersebut bisa di golongkan seperti berikut: Masyarakat dan kebudayaan manusia
telah berevolusi dengan sangat lambat dalam jangka beribu-ribu taun dengan
berbagai tingkatan evolusi, dengan sebagai patokan tingkatan tertinggi adalah
masyarakat yang hidup seperti masyarakat dii Eropa Barat. Bentuk masyarakat
yang tinggal di luar Eropa disebut oleh mereka(orang Eropa) sebagai bangsa
primitive, dianggap sebagai sisa-sisa kebudayaan terdahulu yang masih hidup
hingga sekarang.berdasarkan kerangka berfikir tersebut maka pada tahun sekitar
1860 timbul beberapa karangan yang membandingkan tingkat kebudayaan dari
masing-masing bangsa berdasar tingkat-tingkat evolusi, sehingga timbula ilmu
antropologi.
Kemudian
timbul pula beberapa karangan yang hendak meneliti sejarah penyebaran
kebudayaan bangsa-bangsa di mika bumi. Disini pula orang Eropa masih menganggap
kebudayaan diluar Eropa merupakan sisa-sisa kebudayaan terdahulu yang masih
kuno, sehingga dengan meneliti kebudayaan tersebut maka mereka dapat mengetahui
sejarah penyebaran kebudayaan manusia. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa
fase perkembangannya yang kedua ini ilmu antropologi berupa suatu ilmu
akademikal; dengan tujuan yang dapat dirumuskan sebagai berikut: mempelajari
masyarakat dan kebudayaan primitive dengan maksud untuk mendapat ssuatu
pengertian tentang tingkat-tingkat kuno dalam sejarah evolusi dan sejarah
penyebaran kebudayaan manusia.
3.
Fase Ketiga
Fase
ini berlangsung pada permulaan abad ke-20. Pada permulaan abad ke-20, sebagian
besar negara-negara penjajah di Eropa masing-masing berhasil untuk mencapai
kemantapan kekuasaannya di daerah-daerah jajahan di luar eropa. Untuk keperluan
daerah jajahan dimana pada waktu itu mulai berhadapan ilmu antropologi sebagai
suatu ilmu yang justru mempelajari bangsa-bangsa di daerah luar eropa justru
menjadi sangat penting. Sejak itu timbul pendirian bahwa mempelajari
bangsa-bangsa di luar Eropa itu penting.
Suatu
ilmu antropologi dengan sifat-sifat seperti yang terurai di atas terutama
berembang di negara Inggris sebagai negara penjajah yang utama, tetapi juga di
hamper semua negara colonial lainnya. Selain itu ilmu antropologi di Amerika
Serikat yang bukan negara colonial tetapi mengalami berbagai masalah yang
berhubungan dengan suku-suku bangsa Indian yang merupakan suku asli atau
penduduk pribumi Benua Amerika kemudian terpengaruh oleh ilmu antropologi yang
baru tadi. Dalam fase ketiga ini ilmu antropologi menjadi suatu ilmu yang
praktis dan tujuannya dapat dirumuskan sebagai berikut : Mempelajari masyarakat
dan kebudayaan suku-suku bangsa di luar Eropa guna kepentingan pemerintah
colonial dan guna mendapat suatu pengertian tentang masyarakat masa kini yang
kompleks.
4.
Fase Keempat
Fase
ini kira-kira sesudah 1930. Pada fase ini ilmu antropologi mengalami masa
perkembangannya yang paling luas. Hal ini termasuk bertambahnya bahan
pengetahuan yang jauh lebih teliti, maupun mengenai ketajaman dari
metode-metode ilmiahnya. Kecuali itu kita lihat adanya dua perubahan di dunia,
yaitu timbulnya anti pati terhadap kolonialisme terhadap perang dunia II, serta
cepat hilangnya bangsa-bangsa primitif (dalam arti bangsa-bangsa asli dan
terpencil dari pengaruh kebudayaan Eropa dan Amerika) yang sekitar tahun 1930
mulai hilang, dan sesudah perang dunia II memang hampir tak adalagi di muka
bumi.
Proses
tersebut menyebabkan seolah-olah lapangan dalam ilmu antropologi telah hilang,
sehingga memunculkan sebuah dorongan untuk memunculkan ide untuk mengembangkan
lapangan penelitian dengan ide dan tujuan baru. Adapun bahan-bahan etnografi
yang terdapat dalam fase pertama, kedua maupun yang ketiga tidak dibuang begitu
saja melainkan dijadikan sebagai landasan bagi perkembangannya yang baru.
Pengembangan itu terjadi di amerkia Serikat tetapi menjadi umum di
negara-negara lain setelah tahun 1951, stelah 60 orang ahli antropologi dari
berbagai negara Amerika dan Eropa, menajlin seuatu simposium internasional
untuk meninjau dan merumuskan pokok tujuan ruang lingkup dari ilmu antropologi
yang baru.
Mengenai
tujuannya, ilmu antropologi yang baru dalam fase perkrmbangannya yang keempat
ini dapat dibagi dua yaitu tujuan akademikal dan tujuan praktisnya. Tujuan
akademuikalnya adalah mencapai pengertian tentang makhluk-makhluk manusia pada
umumnya dengan mempelajari aneka warnabentuk fisiknya, masyarakat, serta
kebudayaannya. Karena disalam praktek ilmu antropologi biasanya mempelajari
masyarakat suku bangsa, maka tujuan praktisnya adalah mempelajari manusia dalam
aneka warna masyarakat suku-bangsa guna membangun masyarakat suku bangsa itu.
C. Tujuan
Dan Kegunaan Antropologi
Sebagai ilmu tentang umat manusia,
antropologi melalui pendekatan dan metode ilmiah berusaha menyusun sejumlah
generalisasi yang bermakna tentang manusia dan perilakunya. Kedua bidang besar
dari antropologi adalah antropologi fisik dan budaya. Antropologi fisik
memusatkan perhatiannya pada manusia sebagai organism biologis yang tekanannya
pada upaya melacak evolusi perkembangan manusia dan mempelajari variasi-variasi
biologis dalam species manusia. Sedangkan antropologi budaya berusaha
mempelajari manusia berdasarkan kebudayaannya. Dimana kebudayaan dapat
merupakan peraturan-peraturan atau norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Di antara ilmu-ilmu social, dan
alamiah, antropologi memiliki kedudukan, tujuan, manfaat yang unik karena
bertujuan dan bermanfaat dalam merumuskan penjelasan-penjelasan tentang
perilaku manusia yang didasarkan pada studi atas semua aspek biologis manusia
dan perilakunya di semua masyarakat.
Selain itu, antropologi bermaksud
mempelajari umat manusia secara objektif, paling tidak mendekati objektif da
sistematis. Seorang ahli antropologis dituntut harus mampu menggunakan
metode-metode yang mungkin juga digunakan oleh para ilmuwan lain dengan
mengembangkan hipotesis atau penjelasan yang dianggap benar, menggunakan data
lain untuk mengujinya, dan akhirnya menemukan suatu teori, yaitu suatu system
hipotesis yang telah teruji. Sedangkan data yang digunakan ahli antropologi
dapat berupa data dari sutu masyarakat atau studi komparatif di antara sejumlah
besar masyarakat.
D. Istilah –
istilah lain Antropologi
Sampai
sekarang di beberapa Negara masih belum ada kesamaan istilah untuk menyebut Antropologi.
Koentjaraningrat menjelaskan istilah – istilah lain untuk menyebut antropologi
antara lain :
a.
Etnogaphy adalah
penulisan yang melukiskan tentang bangsa – bangsa, terutama tentang kehidupan
masyarakat dan kebudayaan suku – suku bangsa.
b.
Etnology bearti
ilmu bangsa – bangsa. Sekarang menjadi bagian Antropologi yang mengkaji tentang
sejarah perkembangan kebudayaan manusia.
c.
Volkerkunde bearti
ilmu bangsa – bangsa yang berkembang di Eropa Tengah sampai sekarang.
d.
Kulturkunde bearti
ilmu kebudayaan, pemakaiannya sama dengan ethnology, istilah ini pernah dipakai
untuk menyebut antropologi di Jerman.
e.
Anthropology bearti
ilmu tentang manusia, dan istilah yang sangat tua bearti ilmu yang mempelajari
tentang ciri – ciri tubuh manusia.
f.
Cultural
Anthropology dipergunakan di Amerika Latin dan di Negara – negara lain untuk
menyebut bagian dari antropologi yang tidak mempelajari manusia dari segi
fisiknya.
g.
Antropologi sosial
adalah dipergunakan di Inggris dalam fase ketiga, sebagai lawan etnologi.
E. Disiplin
Antropologi
William A. Haviland membagi
Antropologi menjadi empat cabang yaitu secara garis besar Antropologi fisik dan
Antropologi budaya dibagi tiga cabang/disiplin: arkeologi, Antropologi
linguistik dan etnologi.
a.
Antropologi fisik
sebagai bagian antropologi yang mengkaji manusia sebagai organisasi biologis,
yang menjadi pusat perhatian evolusi manusia , menjelaskan sejarah terjadinya
aneka warna makhluk manusia dipandang dari ciri – ciri tubuhnya.
b.
Arkeologi sebagai
bagian antropologi budaya yang mempelajari, material biasanya dari masa lampau
untuk menguraikan dan menjelaskan manusia.
c.
Antropologi
Linguistik cabang Antropologi budaya yang mempelajari bahasa manusia.
d.
Etnologi sebagai
cabang antropologi yang mempelajari kebudayaan ditinjau dari sudut komperatif
dan historis.
Roger M. Keesing secara garis
besarnya membagi dua cabang, yaitu antropologi fisik dan antropologi budaya.
Tetapi keesing membagi antropologi budaya menjadi tiga cabang : arkeologi,
antropologi linguistik dan antropologi sosial.
Harsojo secara garis besar
antropologi dibagi dua cabang yaitu antropologi fisik dan antropologi budaya.
Antropologi fisik mengkaji manusia sebagai makhluk biologis ; asal usul manusia
berdasarkan evolusi organik, struktur tubuh dan kelompok – kelompok manusia.
Sedangkan antropologi budaya sebagai cabang besar antropologi umum yang
mempelajari kebudayaan berbagai bangsa di dunia, dibagi empat sub – disiplin
antropologi : prasejarah, antropologi linguistik, etnologi dan kebudayaan dan
kepribadian.
a.
Prasejarah
mempelajari perkembangan budaya manusia di masa lampau sebelum terdapat bahan –
bahan tertulis.
b.
Antropologi
linguistik mempelajari bahan – bahan dari etnolinguistik yang berupa daftar
kata – kata.
c.
Etnologi
mempelajari kebudayaan manusia dengan mengadakan pendekatan perbandingan dari
kebudayaan – kebudayaan secara individual yang terdapat di muka bumi.
d.
Kebudayaan dan
kepribadian mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan kelompok dan tingkah
laku manusia, maka terdapat kerja sama antara ahli – ahli antropologi ,
sosiologi.
F.
Hubungan Antropologi Dengan Ilmu- Ilmu
Sosial Lainnya
Haviland (1988: 11 ) menyatakan
antropologi bukan satu – satunya disiplin ilmu yang mempelajari manusia.
Antropologi mempunyai tujuan yang sama dengan ilmu sosial lainnya dalam
mengkaji manusia dalam kehidupan masyarakat. Adanya perbedaan kesimpulan bagi
masing – masing disiplin ilmu. Mereka amat berterima kasih atas saham dan
sumbangan konsep – konsep dasar yang diberikan untuk memahami sifat – sifat
kemanusiaan.
Koentjaraningrat (1985: 26)
menjelaskan adanya perbedaan pandangan disebabkan :
a.
Masing – masing
disiplin ilmu itu mempunyai asal mula dan sejarah perkembangan yang berbeda.
b.
Asal mula sejarah
yang berbeda menyebabkan adanya suatu perbedaan khusus antara pokok dan bahan
penelitian dari kedua ilmu tersebut.
c.
Asal usul dan
sejarah perkembangan ilmu yang berbeda juga telah menyebabkan berkembangya
beberapa metode dan masalah yang khusus bagi masing – masing disiplin ilmu.
Hubungan
antropologi dengan ilmu – ilmu lain sebagai berikut :
1.
Hubungan Antropologi
dengan Sosiologi
Objek kajian sosiologi adalah
masyarakat manusia terutama dari sudut hubungan antar manusia dan proses-
proses yang timbul dari hubungan manusia dalam masyarakat. Dalam antropologi
budaya mempelajari gambaran tentang perilaku manusia dan konteks sosial
budayanya.
2.
Hubungan Antropologi
dengan Sosiologi
Psikologi pada hakikatnya
mempelajari perilaku manusia dan proses- proses mentalnya. Psikologi pun
membahas faktor- faktor penyebab perilaku manusia secara internal, seperti
motivasi, minat, sikap, konsep diri dan lain- lain. Sedangkan dalam antropologi
khususnya antropologi budaya lebih bersifat faktor eksternal yaitu lingkungan
fisik, lingkungan keluarga dan lingkungan sosial dalam arti luas. Kedua unsur
itu salung berinterkai satu sama lain yang menghasilkan suatu kebudayaan
melalui proses belajar. Denagn demikian keduanya memerlukan interaksi yang
intens untuk memahami pola- pola budaya masyarakat terntentu secara bijak.
3.
Hubungan Antropologi
dengan Ilmu Sejarah
Lebih menyerupai hubungan ilmu
arkeologi dengan antropologi. Antropologi memberi bahan prehistori sebagai
pangkal bagi tiap penulis sejarah dari tiap bangsa di dunia. Selain itu banyak
persoalan dalam historiografi dari sejarah suatu bangsa dapat dipecahkan dengan
metode antropologi. Konsep- konsep tentang kehdupan masyarakat yang
dikembangkan oleh antropologi dan ilmu- ilmu sosial lainnya akan memberi
pengertian banyak kepada seorang ahli sejarah untuk mengisi latar belakang dari
peristiwa politik dalam sejarah yang menjadi objek penelitiannya. Demikian juga
sebaliknya bagi para ahli antropologi jelas memerlukan sejarah terutama sekali
sejarah dari suku- suku bangsa dalam daerah yang didatanginya.
4. Hubungan
Antropologi dengan Ilmu Geografi
Diantara berbagai macam bentuk hidup
di bumi yang berupa flora dan fauna itu, terdapat sefatnya yang beraneka ragam
di muka bumi ini. Disinilah antropologi berusaha menyalami keanekaragaman
manusia jika dilihat dari ras, etnis maupun budayanya. Begitupun sebaliknya
seorang sarjana antropologi sangat memerlukan ilmu geografi karena tidak
sedikit masalah- masalah manusia baik fisik maupun kebudayaannya tidak lepas
dari pengaruh lingkungan alamnya.
5. Hubungan
Antropologi dengan Ilmu Ekonomi
Kekuatan, proses dan hukum –
hukum ekonomi yang berlaku dalam aktivitas kehidupan ekonominya sangat
dipengaruhi system kemasyarakatan, cara berpikir, pandangan dan sikap hidup
dari warga masyarakat. Seorang ahli ekonomi yang akan membangun perekonomiannya
itu tentu akan memerlukan bahan komparatif mengenai misalnya sikap terhadap
kerja, sikap terhadap kekayaan, system gotong royong dan sebagainya yang
menyangkut bahan komparatif tentang berbagai unsur dari system kemasyarakatan.
Untuk pengumpulan keterangan komparatif tersebut ilmu antropolgi memiliki
manfaat yang tinggi bagi seorang ekonom.
6. Hubungan
Antropologi dengan Ilmu Politik
Penting halnya jika seorang
ahli ilmu politik harus meneliti ataupun menganalisis kekuatan- kekuatan
politik di Negara- Negara yang sedang berkembang agar dapat memahami latar
belakang dan adat istiadat dari suatu suku bangsa tertentu maka metode analisis
antropologi menjadi penting bagi seorang ahli ilmu politik untuk mendapat pengertian
tentang tingkah laku dari partai politik yang ditelitinya
II.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Antropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος
(baca: anthropos) yang berarti "manusia" atau
"orang", dan logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari
manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.
2.
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial
yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal
dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri
fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa
3.
Di antara ilmu-ilmu sosial, dan alamiah,
antropologi memiliki kedudukan, tujuan, manfaat yang unik karena bertujuan dan
bermanfaat dalam merumuskan penjelasan-penjelasan tentang perilaku manusia yang
didasarkan pada studi atas semua aspek biologis manusia dan perilakunya di
semua masyarakat.
4.
Lewis H Morgan (1818-1881) adalah perintis dan pelopor
yang paling berpengaruh dalam ilmu antropologi dengan karya terbesarnya yang
berjudul Ancient Society (1877) yang melukiskan proses masyarakat dan
kebudayaan melalui delapan tingkat evolusi kebudayaan yang
universal .
5.
Objek kajian sosiologi
adalah masyarakat manusia terutama dari sudut hubungan antar manusia dan
proses- proses yang timbul dari hubungan manusia dalam masyarakat. Dalam
antropologi budaya mempelajari gambaran tentang perilaku manusia dan konteks
sosial budayanya.
B. Saran
1. Bagi kita dan generasi akan datang
sudah sepatutnya untuk Memahami, memecahkan dan menelaah secara kritis dan
rasional tentang berbagai fenomena sosial budaya yang terjadi di Indonesia
2. Kepada para pembaca jika ingin lebih mengetahui tentang
bahasan ini bisa membaca buku atau majalah-majalah yang memuat tentang
Pembelajaran Antropologi Budaya.
DAFTAR PUSTAKA
Harsojo. 1984.
Pengantar Antropologi. Cetakan
kelima. Jakarta: Rineka Cipta
Ihromi,T.Q. 2006. Pokok-Pokok
Antropologi Budaya. Jakarta : Yayasan obor Indonesia
Koentjaraningrat.2002. Pengantar
Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta.
Sapardi, 2004. Pengantar Antropologi. Jakarta : Seri Buku Teks
http://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi_budaya
0 komentar:
Posting Komentar