Sabtu, 09 Maret 2013

ruang lingkup antropoloi


I.         PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran, pemberian pengetahuan, keterampilan dan sikap melalui pikiran, karakter serta kapasitas fisik dengan menggunakan pranata-pranata agar tujuan yang ingin dicapai dapat dipenuhi. Pendidikan dapat diperoleh melalui lembaga formal dan informal. Penyampaian kebudayaan melalui lembaga informal tersebut dilakukan melalui enkulturasi semenjak kecil di dalam lingkungan keluarganya. Dalam masyarakat yang sangat kompleks, terspesialisasi dan berubah cepat, pendidikan memiliki fungsi yang sangat besar dalam memahami kebudayaan sebagai satu keseluruhan.
Dengan makin cepatnya perubahan kebudayaan, maka makin banyak diperlukan waktu untuk memahami kebudayaannya sendiri. Hal ini membuat kebudayaan di masa depan tidak dapat diramalkan secara pasti, sehingga dalam mempelajari kebudayaan baru diperlukan metode baru untuk mempelajarinya. Dalam hal ini pendidik dan antropolog harus saling bekerja sama, dimana keduanya sama-sama memiliki peran yang penting dan saling berhubungan. Pendidikan bersifat konservatif yang bertujuan mengekalkan hasil-hasil prestasi kebudayaan, yang dilakukan oleh pemuda-pemudi sehinga dapat menyesuaikan diri pada kejadian-kejadian yang dapat diantisipasikan di dalam dan diluar kebudayaan serta merintis jalan untuk melakukan perubahan terhadap kebudayaan.

B.       Rumusan Masalah
Adapun masalah yang ingin diajukan penulis pada makalah ini yaitu :
A.    Apa Pengertian  Antropologi ?
B.     Bagaimana Sejarah dan Perkembangan Antropologi ?
C.     Apa tujuan dan kegunaan Antropologi ?
D.    Apa Istilah – istilah lain Antropologi ?
E.     Apa Hubungan antara Antropologi dengan sosiologi dan ilmu – ilmu lainnya ?
C.      Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini yaitu :
A.    Untuk mengenal Pengertian  Antropologi.
B.     Untuk mengenal Sejarah dan Perkembangan Antropologi.
C.      Untuk mengetahui tujuan dan kegunaan Antropologi.
D.    Untuk mengetahui Istilah – istilah lain Antropologi.
E.     Untuk mengetahui Hubungan antara Antropologi dengan sosiologi dan ilmu – ilmu lainnya.

D.      Manfaat
            Hasil penulisan makalah ini diharapkan mempunyai manfaat teoritis dan manfaat praktif, sebagai berikut :
A.       Menjadi bahan tambahan untuk perkuliahan mahasiswa dan dosen pengajar
B.       Sebagai literatur materi khusus Antropologi Budaya
C.       Bermanfaat bagi pembaca dan memberi pengetahuan




II.      PEMBAHASAN

           Pengertian, Ruang Lingkup  dan Perkembangan Antropologi
A. Pengertian Antropologi
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.
Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.
Antropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.
Antropologi memiliki dua sisi holistik dimana meneliti manusia pada tiap waktu dan tiap dimensi kemanusiaannya. Arus utama inilah yang secara tradisional memisahkan antropologi dari disiplin ilmu kemanusiaan lainnya yang menekankan pada perbandingan/perbedaan budaya antar manusia. Walaupun begitu sisi ini banyak diperdebatkan dan menjadi kontroversi sehingga metode antropologi sekarang seringkali dilakukan pada pemusatan penelitian pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal.
 Definisi Antropologi menurut para ahli
  1. William A. Havilland: Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
  2. David Hunter:Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.
  3. Koentjaraningrat: Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
      Dari definisi-definisi tersebut, dapat disusun pengertian sederhana antropologi, yaitu sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkan sehingga setiap manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Dengan, demikian antropologi merupakan hal yang mempelajari seluk-beluk yang terjadi dalam kehidupan manusia.Dapat dilihat dari perkembangan pada masa saat ini, yang merupakan salah dari fenomena- fenomena yang terjadi ditengah- tengah masyarakat sekarang ini.

1.             Antropologi Fisik
          Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai organisme biologis yang melacak perkembangan manusia menurut evolusinya dan menyelidiki variasi biologisnya dalam berbagai jenis (spesies). Contoh : Para antropologi umumnya memiliki anggapan bahwa nenek moyang manusia adalah sejenis kera dan monyet, karena memiliki kemiripan-kemiripan tertentu.
a.     Paleoantropologi
       Merupakan ilmu tentang asal-usul atau soal terjadinya evolusi makhluk hidup manusia dengan mempergunakan bahan penelitian melalui sisa-sisa tubuh yang telah membatu, atau fosil-fosil manusia dari zaman ke zaman yang tersimpan dalam lapisan bumi dan didapat dengan berbagai penggalian.
b.         Antropologi Biologis
       Merupakan bagian ilmu antropolgi yang mempelajari suatu pengertian tenteng sejarah terjadinya aneka warna makhluk manusia jika dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya, baik lahir (fenotipik), seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, indeks tengkorak, bentuk muka, warna mata, bentuk hidung, tinggi badan dan bentuk tubuh maupun sifat bagian dalam (genotipik), seperti golongan darah dan sebagainya. Manusia dimuka bumi ini terdapat beberapa golongan berdasarkan persamaan mengenai beberapa ciri tubuh. Pengelompokkan seperti itu dalam ilmu antropologi disebut ras

2.             Antropologi Budaya
                 Antropologi Budaya memfokuskan perhatiannya pada kebudayaan manusia ataupun cara hidupnya dalam masyarakat. Menurut Haviland (1999:12) caban antropologi budaya ini dibagi-bagi lagi menjadi tiga bagian, yakni antropologi prehistori, etnolinguistik, dan etnologi. Untuk memahami pekerjaan para ahli antropologi budaya, kita harus tahu tentang hakikat kebudayaan, menyangkut konsep kebudayaan, dan karakteristiknya; bahasa dan komunikasi, menyangkut hakikat bahasa dan bahasa dalam kerangka kebudayaan; serta kebudayaan dan kepribadian.
                 Antropologi budaya juga merupakan studi tentang praktik-praktik sosial,bentuk-bentuk ekspresif, dan penggunaan bahasa, dimana makna diciptakan dan diuji sebelum digunakan oleh masyarakat manusia.
a.         Antropologi prehistori
       Merupakan ilmu tentang perkembangan dan penyebaran semua kebudayaan manusia sejak sebelum manusia mengenal tulisan atau huruf. Dalam ilmu sejarah, seluruh waktu dari perkembangan kebudayaan umat manusia mulai saat terjadinya mmakhluk manusia, yaitu kira-kira 800.000 tahunyang lalu hingga sekarang, dibagi menjadi dua bagian yakni masa sebelum mengenal tulisan atau huruf, dan masa setelah manusia mengenal tulisan atau huruf. Subilmu prehistori ini sering disebut ilmu arkeologi. Di sini ilmu arkeologi sebenarnya adalah sejarah kebudayaan dari zaman prehistori
b.        Etnolinguistik atau Antropologi Linguistik
       Suatu ilmu yang berkaitan dengan ilmu antropologi dengan berbagai metode analisis kebudayaan yang berupa daftar kata-kata, pelukisan tentang ciri dan tata bahasa dari beratus-ratus bahasa suku bangsa yang tersebar di berbagai tempat di muka bumi ini. Dari bahan ini telah berkembang ke berbagai macam metode analisis kebudayaan, serta berbagai metode untuk menganalisis dan mencatat bahasa-bahasa yang tidak mengenal tulisan. Semua bahan dan metode tersebut sekarang telah terolah, juga ilmu linguistic umum. Walaupun demikian, ilmu etnolinguistik di berbagai pusat ilmiah di dunia masih tetap berkaitan erat dengan ilmu antropologi, bahkan merupakan bagian dari ilmu antropologi.
c.         Etnologi
       Merupakan bagian ilmu antropologi tentang asas-asas manusia, mempelajari kebudayaan-kebudayaan dalam kehidupan masyarakat dari bangsa-bangsa tertentu yang tersebar di muka bumi pada masa sekarang.



B.  Sejarah dan Perkembangan Antropologi
Disiplin antropologi merupakan peradaban barat. Dari lembaga-lembaga antropologi etnografi, lahirlah Antropologi untuk pertama kali. Misalnya, lembaga Society Etnogiqui  (Paris) 1839 oleh M.Edwards,The Etnological Society (London) oleh T.Hodgokin (anti perbudakan .Tujuan lembaga tersebut sebagai pusat pengumpulan dan studi bahan etnografi yang berasal dari banyak kebudayaan di dunia.Dua puluh lima tahun kemudian (1874) di London diterbitkan buku Notes and Queries in Anthropologi yang dipergunakan untuk menyusun pedoman dalam pengumpulan etnografi secara teliti.
Etnografi (ilmu tentang bangsa-bangsa) resmi diakui dunia tahun 1884 dengan diadakannya mata kuliah  etnologi di universitas Oxford,inggris dengan E.B Tylor (ahli arkeologi  peradaban yunani dan romawi kuno) sebagai dosen pertama. Di amerika serikat,etnologi resmi diakuidengan dibukanya Department of archeology and ethnologi di universitas Harvard tahun 1888.Dalam perkembamgannya ,lembaga etnologi di amerika terdesak dengan istilah antropologi sebagai ilmu tentang manusia dalam segala aspeknya,baik fisik maupun budayanya dari manusia dahulu sampai sekarang.
Lewis H Morgan  (1818-1881) adalah perintis dan pelopor yang paling berpengaruh dalam ilmu antropologi dengan karya terbesarnya yang berjudul Ancient Society (1877) yang melukiskan proses masyarakat dan kebudayaan melalui delapan tingkat evolusi kebudayaan yang universal   (zaman liar tua,zaman liar madya,zaman liar muda,zaman barbar tua,zaman barbar madya,zaman barbar muda,zaman peradaban baru,zaman perdaban masakini). Namun teori Morgan dikecam keras oleh antropolog inggris maupun amerika,sehingga tidak diakui dunia.sedangkan di uni soviet teori Morgan popular karena bersesuaian debgan ajaran Karl Marx dan F Engels mengenai evolusi masyarakat manusia  .
Yang diakui sebagai bapak antropologi adalah Franz Boas yaitu antropolog kelahiran jerman ahli geografi yang menulis buku The Centural Eskimo (1888). Boas pun telah meletakkan konsepsi dasar yang sampai sekarang dianut oleh hampir seluruh universitas di amerika serikat yaitu kesatuan dari semua ilmu tentang manusia dan kebudayaan,yaitu ilmu paleoantropologi, antropologi fisik, arkeologi prasejarah. Etnolinguistik, dan antropologi budaya yang menjadi sub ilmu antropologi. Boas mengatakan bahwa ada perbedaan antara pencatat dan pengumpul bahan di daerah dan ahli pikir yang menganalisis bahan,jadi ahli etnografi yaitu juru catat saja sedangkan sarjana etnologi mahir dalam teori-teori mengenai seluk beluk masyarakt dan kebudayaan manusia.
Dalam buku antropologi sosial karya E.E.Evans Pritchard dijelaskan bahwa etnologi dan antropologi sosial memiliki tujuan yang berbeda walauupun kajiannya sama.tugas etnologi ialah mengelompokan manusia berdasarkan cirri-ciri ras dan kebudayaan mereka dan kemudian menguraiukan tentang penyebaran pada masa ini atau masa lalu melalui pergerakan dan percampuran manusia serta difusi kebudayaan.Sedangkan antropolgi sosial mempunyai tugas mengkaji tingkah laku sosial umumnya dalam bentuk yang telah dilembagakan seperti persaudaraan,sistem kekeluargaan,organisasi politik,tatacara hubungan antara semua lembaga tersebut. Manusia primitive ( masyarakat yang kurang maju dari kita dalam beberapa aspek,tetapi mereka sering kali lebih maju di bidang lainnya ).Manusia primitive (savage) inilah pada abad 18 sangat menarik perhatian para filsafah,himgga pada abad ke 19 ahli antropolog juga meminatinya karena manusia primitive memaparkan institusi2 di dalam bentuk yang paling sederhana,kebudayaan yang beragam dan masyarakat primitive lebih cepat berubah bahkan terhapus.Sistem-sistem sosial yang semakin pupus ini adalah variasi struktur yang unik.
            Dalam antropologi terdapat 4 fase yang terjadi dalam perkembangan antropologi sebagai ilmu, yaitu:
1. Fase pertama
            Fase ini terjadi sebelum tahun 1800, sekitar akhir abad 15 hingga awal abad 16 orang eropa mulai mengelilingi wilayah wilayah dikawasan Asia, Afrika dan Amerika, sejak saat dalam perkembanganya permukaan bumi ini mulai terkena pengaruh Negara-negara Eropa Barat. Dalam perkembanganya mulai terkumpul catatan, buah cerita laporan dan buku-buku kisah cerita dari para musafir, pelaut, pendeta penyiar agama dan pegawai pemerintah jajahan mengenai wilayah yang mereka datangi. Dalam buku-buku itu termuat mengenai deskripsi bangsa-bangsa yang terdapat di Afrika, Asia, Oseania dan suku-suku bangsa lainnya. Bahan-bahan deskripsi tersebut sangat menarik perhatian bangsa Eropa karena perbedaan dari wilayah yang dikunjungi dengan adat istiadat, bahasa, susunan masyarakat dan cirri-ciri fisik bangsa-bangsa Eropa Barat.
            Bahan-bahan pengetahuan tadi disebut etnografi, atau seskripsi tentang bangsa-bangsa. Deskripsai yang diperoleh tadi biasanya tidak begitu teliti sehingga seringkali bersifat kabur, dan kebanyakan hanya memperhatikan hal yang menurut orang Eropa nampak aneh saja, walau ada pula karangan-karangan yang baik dan bersifat lebih teliti.
            Dari keanehannya, maka bahan etnografi tadi amat menarik perhatian kaum terpelajar di Eropa Barat sejak abad ke 18. Kemudian dalam pandangan orang Eropa munculah pertentyangan terhadap bangsa Amerika, Afrika Asia dan juga Oseania tadi, yaitu: sebagian orang eropa menganggap bahwa mereka keturunan iblis dan bukan bangsa yang merupakan keturunan manusia, adajuga yang menganggap mereka merupakan bangsa yang masih murni yang belum tersentuh olehkejahatan, dan yang terakhir sebagian orang Eropa tertarik akan adat-istiadat dan ulai mengumpulkan benda-benda kebudayaan asal Amerika, Afrika, Oseania dan Asia sehingga muncul museum-museum kebudayaan luar Eropa.
            Pada awal abad ke-19 pehartian terhadap himpunan pengetahuan tentang masyarakat, adat istiadat dan cirri-ciri fisik bangsa-bangsa di luar Eropa dari pihak dunia ilmiah menjadi sangat besar, demikian besarnya sehingga timbul usaha-usaha pertama dari dunia ilmiah untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan pengetahuan etnografi tadi menjadi satu.
2. Fase Kedua
            Masa ini berlangsung pada pertengahan abad ke-19, pada mas ini mulai muncul tulisan-tulisan ataupun berupa karangan yang menyusun bahan etnhografi tersebut berdasarkan cara berikir evolusi masyarakat. Secara singkat kerangka berfikir tersebut bisa di golongkan seperti berikut: Masyarakat dan kebudayaan manusia telah berevolusi dengan sangat lambat dalam jangka beribu-ribu taun dengan berbagai tingkatan evolusi, dengan sebagai patokan tingkatan tertinggi adalah masyarakat yang hidup seperti masyarakat dii Eropa Barat. Bentuk masyarakat yang tinggal di luar Eropa disebut oleh mereka(orang Eropa) sebagai bangsa primitive, dianggap sebagai sisa-sisa kebudayaan terdahulu yang masih hidup hingga sekarang.berdasarkan kerangka berfikir tersebut maka pada tahun sekitar 1860 timbul beberapa karangan yang membandingkan tingkat kebudayaan dari masing-masing bangsa berdasar tingkat-tingkat evolusi, sehingga timbula ilmu antropologi.
            Kemudian timbul pula beberapa karangan yang hendak meneliti sejarah penyebaran kebudayaan bangsa-bangsa di mika bumi. Disini pula orang Eropa masih menganggap kebudayaan diluar Eropa merupakan sisa-sisa kebudayaan terdahulu yang masih kuno, sehingga dengan meneliti kebudayaan tersebut maka mereka dapat mengetahui sejarah penyebaran kebudayaan manusia. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa fase perkembangannya yang kedua ini ilmu antropologi berupa suatu ilmu akademikal; dengan tujuan yang dapat dirumuskan sebagai berikut: mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitive dengan maksud untuk mendapat ssuatu pengertian tentang tingkat-tingkat kuno dalam sejarah evolusi dan sejarah penyebaran kebudayaan manusia.
3. Fase Ketiga
            Fase ini berlangsung pada permulaan abad ke-20. Pada permulaan abad ke-20, sebagian besar negara-negara penjajah di Eropa masing-masing berhasil untuk mencapai kemantapan kekuasaannya di daerah-daerah jajahan di luar eropa. Untuk keperluan daerah jajahan dimana pada waktu itu mulai berhadapan ilmu antropologi sebagai suatu ilmu yang justru mempelajari bangsa-bangsa di daerah luar eropa justru menjadi sangat penting. Sejak itu timbul pendirian bahwa mempelajari bangsa-bangsa di luar Eropa itu penting.
            Suatu ilmu antropologi dengan sifat-sifat seperti yang terurai di atas terutama berembang di negara Inggris sebagai negara penjajah yang utama, tetapi juga di hamper semua negara colonial lainnya. Selain itu ilmu antropologi di Amerika Serikat yang bukan negara colonial tetapi mengalami berbagai masalah yang berhubungan dengan suku-suku bangsa Indian yang merupakan suku asli atau penduduk pribumi Benua Amerika kemudian terpengaruh oleh ilmu antropologi yang baru tadi. Dalam fase ketiga ini ilmu antropologi menjadi suatu ilmu yang praktis dan tujuannya dapat dirumuskan sebagai berikut : Mempelajari masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa di luar Eropa guna kepentingan pemerintah colonial dan guna mendapat suatu pengertian tentang masyarakat masa kini yang kompleks.
4. Fase Keempat
            Fase ini kira-kira sesudah 1930. Pada fase ini ilmu antropologi mengalami masa perkembangannya yang paling luas. Hal ini termasuk bertambahnya bahan pengetahuan yang jauh lebih teliti, maupun mengenai ketajaman dari metode-metode ilmiahnya. Kecuali itu kita lihat adanya dua perubahan di dunia, yaitu timbulnya anti pati terhadap kolonialisme terhadap perang dunia II, serta cepat hilangnya bangsa-bangsa primitif (dalam arti bangsa-bangsa asli dan terpencil dari pengaruh kebudayaan Eropa dan Amerika) yang sekitar tahun 1930 mulai hilang, dan sesudah perang dunia II memang hampir tak adalagi di muka bumi.
            Proses tersebut menyebabkan seolah-olah lapangan dalam ilmu antropologi telah hilang, sehingga memunculkan sebuah dorongan untuk memunculkan ide untuk mengembangkan lapangan penelitian dengan ide dan tujuan baru. Adapun bahan-bahan etnografi yang terdapat dalam fase pertama, kedua maupun yang ketiga tidak dibuang begitu saja melainkan dijadikan sebagai landasan bagi perkembangannya yang baru. Pengembangan itu terjadi di amerkia Serikat tetapi menjadi umum di negara-negara lain setelah tahun 1951, stelah 60 orang ahli antropologi dari berbagai negara Amerika dan Eropa, menajlin seuatu simposium internasional untuk meninjau dan merumuskan pokok tujuan ruang lingkup dari ilmu antropologi yang baru.
            Mengenai tujuannya, ilmu antropologi yang baru dalam fase perkrmbangannya yang keempat ini dapat dibagi dua yaitu tujuan akademikal dan tujuan praktisnya. Tujuan akademuikalnya adalah mencapai pengertian tentang makhluk-makhluk manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warnabentuk fisiknya, masyarakat, serta kebudayaannya. Karena disalam praktek ilmu antropologi biasanya mempelajari masyarakat suku bangsa, maka tujuan praktisnya adalah mempelajari manusia dalam aneka warna masyarakat suku-bangsa guna membangun masyarakat suku bangsa itu.
C.  Tujuan Dan Kegunaan Antropologi
          Sebagai ilmu tentang umat manusia, antropologi melalui pendekatan dan metode ilmiah berusaha menyusun sejumlah generalisasi yang bermakna tentang manusia dan perilakunya. Kedua bidang besar dari antropologi adalah antropologi fisik dan budaya. Antropologi fisik memusatkan perhatiannya pada manusia sebagai organism biologis yang tekanannya pada upaya melacak evolusi perkembangan manusia dan mempelajari variasi-variasi biologis dalam species manusia. Sedangkan antropologi budaya berusaha mempelajari manusia berdasarkan kebudayaannya. Dimana kebudayaan dapat merupakan peraturan-peraturan atau norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
          Di antara ilmu-ilmu social, dan alamiah, antropologi memiliki kedudukan, tujuan, manfaat yang unik karena bertujuan dan bermanfaat dalam merumuskan penjelasan-penjelasan tentang perilaku manusia yang didasarkan pada studi atas semua aspek biologis manusia dan perilakunya di semua masyarakat.
          Selain itu, antropologi bermaksud mempelajari umat manusia secara objektif, paling tidak mendekati objektif da sistematis. Seorang ahli antropologis dituntut harus mampu menggunakan metode-metode yang mungkin juga digunakan oleh para ilmuwan lain dengan mengembangkan hipotesis atau penjelasan yang dianggap benar, menggunakan data lain untuk mengujinya, dan akhirnya menemukan suatu teori, yaitu suatu system hipotesis yang telah teruji. Sedangkan data yang digunakan ahli antropologi dapat berupa data dari sutu masyarakat atau studi komparatif di antara sejumlah besar masyarakat.
D.   Istilah – istilah lain Antropologi
            Sampai sekarang di beberapa Negara masih belum ada kesamaan istilah untuk menyebut Antropologi. Koentjaraningrat menjelaskan istilah – istilah lain untuk menyebut antropologi antara lain :
a.       Etnogaphy adalah penulisan yang melukiskan tentang bangsa – bangsa, terutama tentang kehidupan masyarakat dan kebudayaan suku – suku bangsa.
b.      Etnology bearti ilmu bangsa – bangsa. Sekarang menjadi bagian Antropologi yang mengkaji tentang sejarah perkembangan kebudayaan manusia.
c.       Volkerkunde bearti ilmu bangsa – bangsa yang berkembang di Eropa Tengah sampai sekarang.
d.      Kulturkunde bearti ilmu kebudayaan, pemakaiannya sama dengan ethnology, istilah ini pernah dipakai untuk menyebut antropologi di Jerman.
e.       Anthropology bearti ilmu tentang manusia, dan istilah yang sangat tua bearti ilmu yang mempelajari tentang ciri – ciri tubuh manusia.
f.       Cultural Anthropology dipergunakan di Amerika Latin dan di Negara – negara lain untuk menyebut bagian dari antropologi yang tidak mempelajari manusia dari segi fisiknya.
g.      Antropologi sosial adalah dipergunakan di Inggris dalam fase ketiga, sebagai lawan etnologi.



E.  Disiplin Antropologi
            William A. Haviland membagi Antropologi menjadi empat cabang yaitu secara garis besar Antropologi fisik dan Antropologi budaya dibagi tiga cabang/disiplin: arkeologi, Antropologi linguistik dan etnologi.
a.       Antropologi fisik sebagai bagian antropologi yang mengkaji manusia sebagai organisasi biologis, yang menjadi pusat perhatian evolusi manusia , menjelaskan sejarah terjadinya aneka warna makhluk manusia dipandang dari ciri – ciri tubuhnya.
b.      Arkeologi sebagai bagian antropologi budaya yang mempelajari, material biasanya dari masa lampau untuk menguraikan dan menjelaskan manusia.
c.       Antropologi Linguistik cabang Antropologi budaya yang mempelajari bahasa manusia.
d.      Etnologi sebagai cabang antropologi yang mempelajari kebudayaan ditinjau dari sudut komperatif dan historis.
            Roger M. Keesing secara garis besarnya membagi dua cabang, yaitu antropologi fisik dan antropologi budaya. Tetapi keesing membagi antropologi budaya menjadi tiga cabang : arkeologi, antropologi linguistik dan antropologi sosial.
            Harsojo secara garis besar antropologi dibagi dua cabang yaitu antropologi fisik dan antropologi budaya. Antropologi fisik mengkaji manusia sebagai makhluk biologis ; asal usul manusia berdasarkan evolusi organik, struktur tubuh dan kelompok – kelompok manusia. Sedangkan antropologi budaya sebagai cabang besar antropologi umum yang mempelajari kebudayaan berbagai bangsa di dunia, dibagi empat sub – disiplin antropologi : prasejarah, antropologi linguistik, etnologi dan kebudayaan dan kepribadian.
a.       Prasejarah mempelajari perkembangan budaya manusia di masa lampau sebelum terdapat bahan – bahan tertulis.
b.      Antropologi linguistik mempelajari bahan – bahan dari etnolinguistik yang berupa daftar kata – kata.
c.       Etnologi mempelajari kebudayaan manusia dengan mengadakan pendekatan perbandingan dari kebudayaan – kebudayaan secara individual yang terdapat di muka bumi.
d.      Kebudayaan dan kepribadian mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan kelompok dan tingkah laku manusia, maka terdapat kerja sama antara ahli – ahli antropologi , sosiologi.

F. Hubungan Antropologi Dengan Ilmu- Ilmu Sosial Lainnya
            Haviland (1988: 11 ) menyatakan antropologi bukan satu – satunya disiplin ilmu yang mempelajari manusia. Antropologi mempunyai tujuan yang sama dengan ilmu sosial lainnya dalam mengkaji manusia dalam kehidupan masyarakat. Adanya perbedaan kesimpulan bagi masing – masing disiplin ilmu. Mereka amat berterima kasih atas saham dan sumbangan konsep – konsep dasar yang diberikan untuk memahami sifat – sifat kemanusiaan.
            Koentjaraningrat (1985: 26) menjelaskan adanya perbedaan pandangan disebabkan :
a.       Masing – masing disiplin ilmu itu mempunyai asal mula dan sejarah perkembangan yang berbeda.
b.      Asal mula sejarah yang berbeda menyebabkan adanya suatu perbedaan khusus antara pokok dan bahan penelitian dari kedua ilmu tersebut.
c.       Asal usul dan sejarah perkembangan ilmu yang berbeda juga telah menyebabkan berkembangya beberapa metode dan masalah yang khusus bagi masing – masing disiplin ilmu.

Hubungan antropologi dengan ilmu – ilmu lain sebagai berikut :
1.        Hubungan Antropologi dengan Sosiologi
                 Objek kajian sosiologi adalah masyarakat manusia terutama dari sudut hubungan antar manusia dan proses- proses yang timbul dari hubungan manusia dalam masyarakat. Dalam antropologi budaya mempelajari gambaran tentang perilaku manusia dan konteks sosial budayanya.

2.        Hubungan Antropologi dengan Sosiologi
                 Psikologi pada hakikatnya mempelajari perilaku manusia dan proses- proses mentalnya. Psikologi pun membahas faktor- faktor penyebab perilaku manusia secara internal, seperti motivasi, minat, sikap, konsep diri dan lain- lain. Sedangkan dalam antropologi khususnya antropologi budaya lebih bersifat faktor eksternal yaitu lingkungan fisik, lingkungan keluarga dan lingkungan sosial dalam arti luas. Kedua unsur itu salung berinterkai satu sama lain yang menghasilkan suatu kebudayaan melalui proses belajar. Denagn demikian keduanya memerlukan interaksi yang intens untuk memahami pola- pola budaya masyarakat terntentu secara bijak.
3.        Hubungan Antropologi dengan Ilmu Sejarah
            Lebih menyerupai hubungan ilmu arkeologi dengan antropologi. Antropologi memberi bahan prehistori sebagai pangkal bagi tiap penulis sejarah dari tiap bangsa di dunia. Selain itu banyak persoalan dalam historiografi dari sejarah suatu bangsa dapat dipecahkan dengan metode antropologi. Konsep- konsep tentang kehdupan masyarakat yang dikembangkan oleh antropologi dan ilmu- ilmu sosial lainnya akan memberi pengertian banyak kepada seorang ahli sejarah untuk mengisi latar belakang dari peristiwa politik dalam sejarah yang menjadi objek penelitiannya. Demikian juga sebaliknya bagi para ahli antropologi jelas memerlukan sejarah terutama sekali sejarah dari suku- suku bangsa dalam daerah yang didatanginya.
4.    Hubungan Antropologi dengan Ilmu Geografi
            Diantara berbagai macam bentuk hidup di bumi yang berupa flora dan fauna itu, terdapat sefatnya yang beraneka ragam di muka bumi ini. Disinilah antropologi berusaha menyalami keanekaragaman manusia jika dilihat dari ras, etnis maupun budayanya. Begitupun sebaliknya seorang sarjana antropologi sangat memerlukan ilmu geografi karena tidak sedikit masalah- masalah manusia baik fisik maupun kebudayaannya tidak lepas dari pengaruh lingkungan alamnya.
5.    Hubungan Antropologi dengan Ilmu Ekonomi
                 Kekuatan, proses dan hukum – hukum ekonomi yang berlaku dalam aktivitas kehidupan ekonominya sangat dipengaruhi system kemasyarakatan, cara berpikir, pandangan dan sikap hidup dari warga masyarakat. Seorang ahli ekonomi yang akan membangun perekonomiannya itu tentu akan memerlukan bahan komparatif mengenai misalnya sikap terhadap kerja, sikap terhadap kekayaan, system gotong royong dan sebagainya yang menyangkut bahan komparatif tentang berbagai unsur dari system kemasyarakatan. Untuk pengumpulan keterangan komparatif tersebut ilmu antropolgi memiliki manfaat yang tinggi bagi seorang ekonom.
6.    Hubungan Antropologi dengan Ilmu Politik
                 Penting halnya jika seorang ahli ilmu politik harus meneliti ataupun menganalisis kekuatan- kekuatan politik di Negara- Negara yang sedang berkembang agar dapat memahami latar belakang dan adat istiadat dari suatu suku bangsa tertentu maka metode analisis antropologi menjadi penting bagi seorang ahli ilmu politik untuk mendapat pengertian tentang tingkah laku dari partai politik yang ditelitinya

II.                 PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Antropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.
2.      Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa
3.      Di antara ilmu-ilmu sosial, dan alamiah, antropologi memiliki kedudukan, tujuan, manfaat yang unik karena bertujuan dan bermanfaat dalam merumuskan penjelasan-penjelasan tentang perilaku manusia yang didasarkan pada studi atas semua aspek biologis manusia dan perilakunya di semua masyarakat.
4.      Lewis H Morgan  (1818-1881) adalah perintis dan pelopor yang paling berpengaruh dalam ilmu antropologi dengan karya terbesarnya yang berjudul Ancient Society (1877) yang melukiskan proses masyarakat dan kebudayaan melalui delapan tingkat evolusi kebudayaan yang universal  .
5.      Objek kajian sosiologi adalah masyarakat manusia terutama dari sudut hubungan antar manusia dan proses- proses yang timbul dari hubungan manusia dalam masyarakat. Dalam antropologi budaya mempelajari gambaran tentang perilaku manusia dan konteks sosial budayanya.



B. Saran
1.      Bagi kita dan generasi akan datang sudah sepatutnya untuk Memahami, memecahkan dan menelaah secara kritis dan rasional   tentang berbagai fenomena sosial budaya yang terjadi di Indonesia
2.       Kepada para pembaca jika ingin lebih mengetahui tentang bahasan ini bisa membaca buku atau majalah-majalah yang memuat tentang Pembelajaran Antropologi Budaya.























DAFTAR PUSTAKA

Harsojo. 1984. Pengantar Antropologi. Cetakan kelima. Jakarta:  Rineka Cipta
Ihromi,T.Q. 2006. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta : Yayasan obor Indonesia
Koentjaraningrat.2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta.
Sapardi, 2004. Pengantar Antropologi. Jakarta : Seri Buku Teks
http://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi_budaya


0 komentar:

Posting Komentar