makalah manajemen sarana dan prasarana
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Sumber
daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi suatu negara untuk menjadi
negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak bisa
terpisah dengan masalah pendidikan bangsa. Menurut Mulyasa (2006:3) “Setidaknya
terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan
agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia
(SDM) yakni: (1) sarana gedung, (2) buku yang berkualitas, (3) guru dan tenaga
kependidikan yang yang professional.
Guru
memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah.
Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan
tujuan hidupnya secara optimal. Di dalam kelas guru malaksanakan dua kegiatan
pokok yaitu kegiatan mengajar dan kegiatan mengelola kelas. Kegiatan mengajar
pada hakikatnya adalah proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di
sekitar siswa. Semua komponen pengajaran yang meliputi tujuan, bahan pelajaran,
kegiatan belajar-mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi diperankan
secara optimal guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum
pengajaran dilaksanakan.
Pengelolaan
kelas tidak hanya berupa pengaturan kelas, fasilitas fisik dan rutinitas.
Kegiatan pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan dan mempertahankan
suasana dan kondisi kelas. Sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung
secara efektif dan efisien. Misalnya memberi penguatan, mengembangkan hubungan
guru dengan siswa dan membuat aturan kelompok yang produktif. Di kelaslah
segala aspek pendidikan pengajaran bertemu dan berproses. Guru dengan segala
kemampuannya, siswa dengan segala latar belakang dan sifat-sifat individualnya.
Kurikulum dengan segala komponennya, dan materi serta sumber pelajaran dengan
segala pokok bahasanya bertemu dan berpadu dan berinteraksi di kelas. Bahkan
hasil dari pendidikan dan pengajaran sangat ditentukan oleh apa yang terjadi di
kelas. Oleh sebab itu sudah selayaknyalah kelas dikelola dengan bagi,
professional, dan harus terus-menerus.
Pengelolaan
kelas diperlukan karena dari hari ke hari bahkan dari waktu ke waktu tingkah
laku dan perbuatan siswa selalu berubah. Hari ini siswa dapat belajar dengan
baik dan tenang, tetapi besok belum tentu. Kemarin terjadi persaingan yang
sehat dalam kelompok, sebaliknya dimasa mendatang boleh jadi persaingan itu
kurang sehat. Kelas selalu dinamis dalam bentuk perilaku, perbuatan, sikap,
mental, dan emosional siswa
2. Rumusan
Masalah
Adapun
masalah yang dapat dikemukakan penulis adalah:
1. Apa
pengertian pengelolaan kelas?
2. Apa
tujuan, masalah, dan hambatan dalam pengelolaan kelas?
3. Bagaiamana
berbagai pendekatan dalam pengelolaan kelas?
4. Bagaimana
cara pengelolaan kelas yang nyaman dan menyenangkan?
5. Prinsip
– prinsip pengelolaan kelas?
3. Tujuan
Tujuan
– tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengerti
apa yang dimaksud dengan pengelolaan kelas.
2. Memahami
tujuan, masalah, dan hambatan yang terjadi dalam pengelolaan kelas.
3. Mengetahui
dan memahami berbagai pendekatan dalam pengelolaan kelas.
4. Mengetahui
prinsip – prinsip pengelolaan kelas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pengelolaan Kelas
Pengelolaan
kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas. Pengelolaan itu
sendiri akar katanya adalah “kelola”, ditambah awalan “pe” dan akhiran “an”.
Istilah lain dari pengelolaan adalah “manajemen”. Manajemen adalah kata yang
aslinya dari bahasa Inggris, yaitu management yang berarti ketatalaksanaan,
tata pimpinan, pengelolaan.
Hadari Nawawi memandang
kelas dari dua sudut, yaitu:
1. Kelas
dalam arti sempit yakni, ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat
sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar. Kelas dalam
pengertian tradisional ini mengandung sifat statis karena sekadar menunjuk
pengelompokan siswa menurut tingkat perkembangan yang antara lain didasarkan
pada batas umur kronologis masing-masing.
2. Kelas
dalam arti luas adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari
masyarakat sekolah yang sebagai suatu kesatuan diorganisasi menjadi unit kerja
yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan belajar mengajar yang
kreatif untuk mencapai suatu
tujuan.
Menurut
Suharsimi Arikunto (1988) pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan
guru untuk membantu menciptakan kondisi belajar yang optimal. Pengertian lain
dikemukaan sebagai proses seleksi tindakan yang dilaljukan guru dalam fungsinya
sebagai penanggung jawab kelas dan seleksi penggunaan alat-alat belajar yang
tepat sesuai masalah yang ada dan karakteristik kelas yang dihadapi.
Menurut
definisi operasional, pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi
bermacam-macam kegiatan belajar siswa yang berlangsung pada lingkunagan sosial,
emosional, dan intelektual anak dalam kelas menjadi sebuah lingkungan belajar
yang membelajarkan. Pengertian lain menyatakan sebagai usaha yang dengan
sengaja dilakukan oleh guru agar anak didik dapat belajar secara efektif dan
efisien guna mencapai tujuan pembelajaran.
Dari
pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas
menyangkut empat hal:
1. Ruang
kelas
2. Usaha
guru
3. Kondisi
belajar
4. Belajar
yang optimal
Beberapa
faktor yang mempengaruhi perwujudan management kelas dalam pengertian kelas
adalah:
1. Kurikulum
2. Bangunan
dan Sarana
3. Guru
4. Murid
5. Dinamika
Kelas
6. Lingkungan
Sekitar
1. Tujuan
pengelolaan kelas
Secara
umum tujuannya adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Adapaun secara
khusus tujuan dari pengelolaan kelas adalah:
1. Mewujudkan
situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai
kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan
semaksimal mungkin.
2. Menghilangkan
berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar.
3. Menyediakan
dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan
siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa
dalam kelas.
4. Membina dan membimbing
sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat
individunya.
2. Berbagai
pendekatan dalam pengelolaan kelas
Pengelolaan
kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan berbagai
faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang dilakukan guru tidak
lain adalah untuk meningkatkan kegairahan siswa baik secara berkelompok maupun
secara individual.Keharmonisan hubungan guru dan anak didik, tingginya
kerjasama diantara siswa tersimpul dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi
yang optimal bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka
pengelolaan kelas.
Berbagai
pendekatan tersebut adalah seperti dalam uraian berikut:
a. Pendekatan
Kekuasaan
Pengelolaan
kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik.
Peranan guru disini adalah menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin
dalam kelas. Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut kepada anak didik untuk
mentaatinya. Di dalamnya ada kekuasaan dan norma yang mengikat untuk ditaati
anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam bentuk norma itu guru mendekatinya.
b.
Pendekatan Kebebasan
Pengelolaan
diartikan secara suatu proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas untuk
mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan guru adalah
mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.
c.
Pendekatan Pengajaran
Pendekatan
ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa dalam suatu perencanaan dan
pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku anak didik, dan memecahkan
masalah itu bila tidak bisa dicegah. Pendekatan ini menganjurkan tingkah laku
guru dalam mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik
yang kurang baik. Peranan guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan
pelajaran yang baik.
d.
Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
Sesuai
dengan namanya, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah
tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku anak
didik yang baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik. Pendekatan
berdasarkan perubahan tingkah laku (behavior modification approach) ini
bertolak dari sudut pandangan psikologi behavioral.
Program
atau kegiatan yang yang mengakibatkan timbulnya tingkah laku yang kurang baik,
harus diusahakan menghindarinya sebagai penguatan negatif yang pada suatu saat
akan hilang dari tingkah laku siswa atau guru yang menjadi anggota kelasnya.
Untuk itu, menurut pendekatan tingkah laku yang baik atau positif harus
dirangsang dengan memberikan pujian atau hadiah yang menimbulkan perasaan
senang atau puas. Sebaliknya, tingkah laku yang kurang baik dalam melaksanakan
program kelas diberi sanksi atau hukuman yang akan menimbulkan perasaan tidak
puas dan pada gilirannya tingkah laku tersebut akan dihindari.
g.
Pendekatan Sosial-Emosional
Pendekatan
sosial-emosional akan tercapai secarta maksimal apabila hubungan antar pribadi
yang baik berkembang di dalam kelas. Hubungan tersebut meliputi hubungan antara
guru dan siswa serta hubungan antar siswa. Didalam hal ini guru merupakan kunci
pengembangan hubungan tersebut. Oleh karena itu seharusnya guru mengembangkan
iklim kelas yang baik melalui pemeliharaan hubungan antar pribadi di kelas.
Untuk terrciptanya hubungan guru dengan siswa yang positif, sikap mengerti dan
sikap ngayomi atau sikap melindungi.
h.
Pendekatan Kerja Kelompok
Dalam
pendekatan in, peran guru adalah mendorong perkembangan dan kerja sama
kelompok. Pengelolaan kelas dengan proses kelompok memerlukan kemampuan guru
untuk menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan kelompok menjadi kelompok
yang produktif, dan selain itu guru harus pula dapat menjaga kondisi itu agar
tetap baik. Untuk menjaga kondisi kelas tersebut guru harus dapat
mempertahankan semangat yang tinggi, mengatasi konflik, dan mengurangi masalah-masalah
pengelolaan.
3. Masalah
dan Hambatan yang Terdapat dalam Pengelolaan Kelas
Terdapat
dua macam masalah pengelolaan kelas, yaitu :
1. Masalah Individual :
·
Attention getting behaviors (pola perilaku mencari perhatian).
·
Power seeking behaviors (pola perilaku menunjukkan kekuatan)
·
Revenge seeking behaviors (pola perilaku menunjukkan balas
dendam).
·
Helplessness (peragaan ketidakmampuan).
2.
Masalah Kelompok :
· Kelas
kurang kohesif, karena alasan jenis kelamin, suku, tingkatan sosial ekonomi,
dan sebagainya.
· Penyimpangan
dari norma-norma perilaku yang telah disepakati sebelumnya.
· Kelas
mereaksi secara negatif terhadap salah seorang anggotanya.
· “Membombong”
anggota kelas yang melanggar norma kelompok.
· Kelompok
cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah digarap.
·
Semangat kerja rendah atau semacam aksi protes kepada guru, karena menganggap
tugas yang diberikan kurang fair. Kelas kurang mampu menyesuakan diri dengan
keadaan baru.
Dalam
pelaksanaan pengelolaan kelas akan ditemui berbagai faktor penghambat, diantara
lain adalah:
·
Faktor guru
·
Faktor murid
·
Faktor lingkungan keluarga
·
Faktor Fasilitas
B.
PENGATURAN KONDISI KELAS
1.
Pengelolaan Kelas yang
Nyaman dan Menyenangkan
Kelas
merupakan taman belajar bagi siswa dan menjadi tempat mereka, bertumbuh dan
berkembang baik secara fisik, intelektual maupun emosional.Oleh karena itu
kelas harus dikelola sedemikian rupa sehingga benar-benar merupakan taman
belajar yang menyenangkan.
Syarat-syarat
kelas yang baik adalah:
(1)
rapi, bersih, sehat, tidak lembab,
(2)
cukup cahaya yang meneranginya,
(3)
sirkulasi udara cukup,
(4)
perabot dalam keadaan baik,cukup jumlahnya dan ditata dengan rapi, dan
(5)
jumlah siswa tidak lebih dari 40 orang.
2.
PENGATURAN FASILITAS KELAS
Beberapa
syarat yang perlu diupayakan agar kelas nyaman dan menyenangkan menurut adalah
sebagai berikut:
1.
Tata Ruang Kelas
Pada
prinsipnya sistem belajar yang kita anut di SD adalah sistem klasikal. Tetapi
ada beberapa metode mengajar yang tidak selalu memakai sisten klasikal,
misalnya metode eksperimen, diskusi kelompok, dan lain sebagainya.
Dalam
penataan ruang kelas, almari kelas dapat ditempatkan disamping papan tulis atau
disamping meja guru. Jika ada almari kelas tambahan dapat ditaruh dibelakang kelas,
sebaiknya almari tersebut terbuat dari kaca untuk penyimpan piagam,vandel, dan
kepustakaan kelas. Pengaturan tempat perabot kelas dapat dipindah-pindahkan
sesuai dengan keadaan atau kondisi setempat.
2.
Menata Perabot Kelas
Perabot
kelas adalah segala sesuatu perlengkapan yang harus ada dan diperlukan kelas.
Perabot kelas meliputi :
(a)
papan tulis,
(b)
meja kursi guru,
(c)
meja kursi siswa,
(d)
almari kelas,
(e)
jadwal pelajaran,
(f)
papan absensi,
(g)
daftar piket kelas,
(h)
kalender pendidikan,
(i)
gambar-gambar,
(j)
tempat cuci tangan,
(k)
tempat sampah,
(l)
sapu dan alat pembersih lainnya, dan
(m)
gambar-gambar alat peraga.
Prinsip-prinsip
pengelolaan kelas yang dikemukakan oleh Djamarah adalah sebagai berikut.
a.
Hangat dan Antusias
Hangat
dan Antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang hangat dan
akrab pada anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada
aktifitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.
b.
Tantangan
Penggunaan
kata-kata, tindakan, cara kerja, atau bahan-bahan yang menantang akan
meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan
munculnya tingkah laku yang menyimpang.
c.
Bervariasi
Penggunaan
alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik
akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian siswa. Kevariasian
ini merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan
menghindari kejenuhan.
d.
Keluwesan
Keluwesan
tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan
munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim belajarmengajar yang efektif.
Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan siswa,
tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.
e.
Penekanan pada Hal-Hal yang Positif
Pada
dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang
positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal yang negative.
Penekanan pada hal-hal yang positif yaitu penekanan yang dilakukan guru
terhadap tingkah laku siswa yang positif daripada mengomeli tingkah laku yang
negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang
positif dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu
jalannya proses belajar mengajar.
f.
Penanaman Disiplin Diri
Tujuan
akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan dislipin
diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengendalikan diri dan
pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin
anak didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal.
4. Enam
Indikator Pengelolaan Kelas yang Berhasil
1. Guru
mengerti perbedaan antara mengelola kelas dan mendisiplinkan kelas
2. Sebagai
guru jika anda pulang ke rumah tidak dalam keadaan yang sangat lelah.
3. Guru
mengetahui perbedaan antara prosedur kelas (apa yang guru inginkan terjadi
contohnya cara masuk kedalam kelas, mendiamkan siswa, bekerja secara bersamaan
dan lain-lain ) dan rutinitas kelas (apa yang siswa lakukan secara otomatis
misalnya tata cara masuk kelas, pergi ke toilet dan lain-lain). Ingat prosedur
kelas bukan peraturan kelas.
4. Guru
melakukan pengelolaan kelas dengan mengorganisir prosedur-prosedur, sebab
prosedur mengajarkan siswa akan pentingnya tanggung jawab.
5. Guru
tidak mendisiplinkan siswa dengan ancaman-ancaman, dan konsekuensi.(stiker,
penghilangan hak siswa dan lain-lain)
6. Guru
mengerti bahwa perilaku siswa di kelas disebabkan oleh sesuatu, sedangkan
disiplin bisa dipelajari
Ada
dua hal yang membedakan antara guru yang berhasil dengan yang tidak:
1. Guru yang
kurang berhasil menghabiskan hari-hari pertama di tahun ajaran dengan langsung
mengajarkan subyek mata pelajaran kemudian sibuk mendisiplinkan siswa selama
setahun penuh.
2. Guru yang
efektif menghabiskan dua minggu pertama ditahun ajaran dengan meneguhkan
prosedur.
0 komentar:
Posting Komentar